Monday 16 September 2013

Taman hidup : sebuah perjalanan hati (Bagian 4-Habis)


Setelah lamaaaa vakum menulis, akhirnya keturutan juga untuk menyelesaikan seri terakhir dari perjalanan ke Taman hidup ini. Selamat membaca…....

“Kukuruyuuukkkk”, suara ayam berkokok begitu lantangnya (suara ringtone hape), memaksa saya untuk membuka mata J. Sang mentari sudah bersiap-siap keluar untuk menampakkan sinarnya yang indah.
Tampak beberaa rekan sudah ada yang bangun dan segera menyiapkan teh hangat sebagai minuman penghangat di pagi yang bbbbrrrr (baca:dingin) ini. Dan ritual sarapan pun mulai disiapkan. Menu hari ini cukup istimewa. Mie, sosis, tempe goring dan tentunya krupuk goreng.
Setelah selesai makan, bagi-bagi tugas pun dimulai. Ada yang beres-beres tenda, ada yang cuci piring dan bersih-bersih alat dan ada pula yang bersih-bersih sampah di tempat ini. Banyak sekali sampah di tempat ini. Jaman sudah modern seperti ini, masiiihhhh ada ditemui para ‘pendaki sampah’ ini. Masih terlalu banyak rekan-rekan sesama Pencinta Alam yang mempunyai kesadaran yang masih sedikit. Pagi ini kami panen besar dengan mendapatkan 5 kantong sampah. Yah, inilah hal kecil yang bisa kami perbuat untuk tanah air yang sangat kit cintai ini. Di beberapa sudut tempat ini, masih ada dan masih ditemui sahabat-sahabat yang membuang ‘limbah’ sembarangan. Mbok ya dipendem gitu, biar tidak berbau dan menimbulkan polusi udara.
Pukul 10.10, setelah berdo’a, kami bergerak turun kembali ke Bermi setelah sebelumnya tak lupa foto-foto dulu di depan Taman Hidup dan juga di depan PAL (cisinyal). Musik empitri (baca:mp3) yang biasanya menemani kami sepanjang perjalanan, sudah tidak bisa diputar. Baterainya sudah mendekati semacam lowbat. Namun untungnya, radio masih bisa diputar. Ya, dinikmati saja sambil menikmati detik-detik kematian radio ini :D. Jalan yang kami lewati terus turun, menjejaki langkah-langkah kecil kami hingga sampai di kopi 2. Kami pun beristirahat sejenak di tempat ini. Menikmati pemandangan alam yang disuguhkan sang Maha Pencipta. Subhanallah.
Perjalanan berlanjut dengan ditemani guyuran gerimis karena kabut yang terbentuk. Setelah melewati rimbunan pohon-pohon besar, sampailah kami di alas dammar. Pertanda kampung semakin dekat. Tak lama kemudian, prediksi ini benar. Kami tiba di pondok tuan Prabu pukul 12.45. Kami pun beristirahat melemaskan otot-otot sambil menunggu tim yang masih ada di belakang. Pukul 13.00 perjalanan dilanjutkan hingga sampai di pos pendaki (bekas musholla). Akhirnya pukul 14.00 kami sudah sampai di pos perijinan (rumah cak ripin).
Alhamdulilah. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT sang pemilik jiwa kami, sehingga kami semua diberikan kesehatan, keselamatan dan perlindungan selama di perjalanan mulai naik hingga sampai turun di kampung kembali.
Credit Photo : Phychole lumajang
(Makasih om, nanti jalan-jalan lagi kesana yaa…)

Berikut itinerary yang kami buat :
Tarif Bis dari Gending – Bermi : Rp. 10.000
Tarif Bis dari Bermi – Gending : Rp. 10.000
Penginapan : Gratis (rumah bu Retno)
Bis jurusan Bermi lewat 2 kali sehari :
Dari Probolinggo : Pukul 05.30 dan Pukul 16.00
Bis Jurusan Probolinggo juga lewat 2 kali sehari :
Dari Bermi : Pukul 06.00 dan Pukul 15.30

Jum’at (22/06/2013)
14.00 – Kumpul di basecamp
15.00 – Packing
16.20 – Berangkat dari basecamp GentaPalasa (Klaseman – Gending – Probolinggo)
17.10 – Tiba di Bermi (sepeda motor) / 18.30 – Tim yang naik bis
20.00 – Makan malam
21.00 – Masuk tenda / Istirahat

Sabtu (23/06/2013)
04.00 – Membuka mata
05.20 – Makan Pagi
05.59 – Berdo’a
06.00 – Berangkat dari Bermi
07.00 – Tiba di alas dammar
09.00 – Tiba di kopi 2
11.30 – Tiba di Pal (Taman Hidup)
11.40 – Tiba di Taman Hidup
14.00 – Makan Siang
21.15 – Makan Malam
23.30 – Masuk Tenda / Istirahat

Minggu (24/06/2013)
05.00 – Membuka mata
09.15 – Makan Pagi
09.30 – Bersih bersih sampah + Packing
10.09 – Berdo’a
10.10 – Turun ke Bermi
11.30 – Tiba di Kopi 2
12.45 – Tiba di alas dammar
14.00 – Tiba di pos perijinan Bermi
Semoga membantu, salam lestari J

No comments:

Post a Comment